Alzheimeryang terjadi pada kelompok usia diatas 60 tahun, sering dipahami sebagai pikun atau demensia. Penyakit ini tergolong progresif yang menghancurkan memori dan fungsi mental, dimana koneksi Terapiyang dapat diberikan yaitu : psikoterapi yang dikombinasi dengan farmakoterapi. E. Gangguan Kecemasan. Gangguan kecemasan adalah berupa gangguan panik, fobia, gangguan obsesif konfulsif, gangguan kecemasan umum, gangguan stres akut, gangguan stres pasca traumatik. Onset awal gangguan panik pada lansia adalah jarang, tetapi dapat terjadi. Perjalananpproses katarak senilis (kekeruhan lensa pada usia tua) melalui 4 stadium : - Stadium insipiens Belum ada keluhan penurunan visus, kekeruhannya pada korteks di daerah ekuator, yang dapat ditegakkan diagnosisnya bila pupil dilebarkan - Stadium immatura Kekeruhan lensa lebih merata, sudah menimbulkan keluhan visus, saat itu terjadi inhibisi cairan ke dalam lensa, sehingga bentuk lensa menjadi mencembung yang menyebabkan perubahan refraksi ke arah miopi, selain itu juga dapat terjadi Penyebabutama penyakit demensia adalah penyakit alzheimer. Demensia 50% di sebabkan oleh penyakit alzheimer, 20% disebabkan gangguan pembulu otak, dan sekitar 20% gabungan keduannya serta sekitar 10% disebabkan faktor 34 yang artinya lansia dalam kondisi ini masih mempunyai daya ingat yang tinggi (Gluhm. et all,2013). 2.1.8 Faktor Resiko Dapatberjalan jauh dari rumah dan tidak bisa pulang. 16. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, "lupa" menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas. 17. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun, tempat penderita demensia berada. Seoranglansia mengalami nyeri pada tulang ekor akibat terjatuh saat berjalan di jalan agak menurun. Pasien mengatakan ia seperti oleng dan tidak mampu mengkoordinasikan tubuhnya saat berjalan seperti saat muda dulu. Learning Task Diskuskan skenario di atas : 1. Jelaskan proses penuaan yang terjadi pada lansia diatas! 2. Perubahantingkah laku (Behavioral symptom) yang dapat terjadi pada Lansia penderita demensia di antaranya adalah delusi, halusinasi, depresi, kerusakan fungsi tubuh, cemas, disorientasi spasial, ketidakmampuan melakukan tindakan yang berarti, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, melawan, marah, agitasi, apatis, dan kabur dari tempat tinggal (Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998). Gejalademensia berikutnya yang muncul biasanya berupa depresi pada Lansia, mereka menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif. Pemeriksaan neuropsikologi sangat berkhasiat terutama pada kasus yang sangat ringan untuk membedakan proses ketuaan atau proses depresi. Sebaiknya syarat pemeriksaan neuropsikologis memenuhi syarat sebagai DuwcC.