kaliini jalan-jalan kita ke daerah yang dingin yaitu Dieng, tepatnya kita mengunjungi wisata Kawah Sikidang. saat sampai di lokasi pada perkiraan suhu di Hp Haloguys, kali ini gw bareng Sasa jalan jalan ke Dieng, Wonosobo. Dieng ini merupakan daerah wisata dataran tinggi yang terkenal dengan udara dingin dan pem Salahsatu kawah aktif di perumahan dataran tinggi Dieng tersebut mengalami letusan freaktif berupa semburan asap dan lumpur yang membumbung sampai ketinggian 50 meter. Sedikitnya 20 orang yang tengah berwisata di tempat tersebut mengalami akibat langsung. Kawahsikidang berada di Desa Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Rute terbaik untuk menuju kawah ini kalian bisa melewati Kabupaten Wonosobo, dari pusat kota berjarak sekitar 30 km dengan jarak temput sekitar 45 menit. KawasanDieng yang berada di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, dan Batang merupakan kawasan yang memiliki sejarah geologi panjang Kini, dengan proses geologi yang ada memunculkan belasan kawah dan telaga yang tersebar di sejumlah tempat Meski kini banyak yang dijadikan obyek wisata, tetapi secara rutin Pos Pengamatan Gunung Api Dieng melakukan pemantauan. Sebab, kawah masih memungkinan LokasiKawah Sikidang Dieng. Kawah SIkidang termasuk dalam tempat wisata Dieng Plateau yang secara administratif termasuk dalam Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Harga TIket Masuk Kawah Sikidang Dieng. Untuk memasuki lokasi obyek wisata Kawah Sikidang DIeng ini maka anda akan dikenakan biaya sekitar Rp. 6000,-. KawahSikidang adalah salah satu objek wisata yang berada di kawasan vulkanik Dataran Tinggi Dieng, merupakan kawah yang paling populer dibanding kawah-kawah lain di Dieng karena memiliki akses paling mudah untuk dijangkau. Kawah Sikidang merupakan kawah dengan lapangan fumarole terluas di banding kawah-kawah lain di Dieng. Komplekscandi-candi di Dieng dibangun pada abad ke 7-8 Masehi, pada masa pemerintahan Kerajaan Kalingga, dengan Ratu yang sangat fenomenal dalam sejarah kita, yakni Ratu Sima. Harus diakui bahwa kompleks percandian Dieng merupakan bukti kebesaran Wangsa Jawa pada waktu itu, yang kemudian disusul munculnya Dinasti Sanjaya dan Syailendra yang berkuasa di Jawa beberapa abad kemudian. 27QO. Kawah Sikidang Dieng Wonosobo memiliki legenda yang unik dan menarik untuk dipelajari. Bagi Anda penggemar wisata alam sekaligus wisata sejarah dan budaya, kunjungilah kawasan Kawah Sikidang ini. Kawah Sikidang merupakan cekungan berisi kawah yang timbul karena aktivitas Gunung Berapi di Dataran TInggi Dieng. Lokasi dari kawah Sikidang ini berada di tanah yang lumayan datar, sehingga pengunjung dapat dengan jelas melihat gumpalan asap yang keluar dari Kawah Sikidang ini. Hal ini lah yang kemudian menarik perhatian dari para pengunjung karena dapat melihat secara langsung fenomena unik dan menarik tersebut. Kawah Sikidang ini mengandung kandungan belerang yang tinggi sehingga gas yang keluar juga mengandung belerang sehingga sangat beracun dan dapat berbahaya bagi kesehatan. Untuk tujuan keamanan bagi pengunjung di sekitar kawah Sikidang sudah dibangun pagar yang terbuat dari kayu, yang fungsinya sebagai pembatas agar tidak ada pengunjung yang tercebur dalam kawah atau terkena dampak dari gas beracun Kawah Sikidang. Sebagai tindakan pencegahan sebaiknya Anda tidak berada melewati batas pagar kayu serta selalu gunakan masker pelindung hidung yang banyak dijual di sekitar parkiran Kawasan Wisata Kawah Sikidang Dieng. Keunikan Kawah Sikidang dalam paket wisata Dieng ini adalah pada legenda menurut masyarakat sekitar yang menceritakan tentang asal usul Kawah Sikidang yaitu Legenda Kawah Sikidang yang kemudian berhubungan dengan kondisi anak-anak di Dieng yang sering terdapat anak yang memiliki rambut letak kawah utama yang berpindah-pindah inilah kawasan ini diberi nama “sikidang”, yang berasal dari “kidang” kijang. Kawah utama yang berpindah-pindah disamakan dengan sifat kijang yang senang melompat ke sana-ke mari. Selain itu, ada sebuah legenda mengenai kawah ini. Pada masa lalu, di sekitar kawasan ini, hiduplah seorang gadis cantik yang bernama Shinta Dewi. Kecantikan Shinta Dewi tersebar ke penjuru daerah sehingga banyak pemuda yang ingin meminangnya. Sayang, tidak ada yang berhasil meminang Shinta Dewi karena gadis cantik tersebut meminta mas kawin dalam jumlah besar. Kecantikan Shinta Dewi pun terdengar oleh Kidang Garungan, seorang pangeran kaya raya. Tapi, walau kaya raya, sesuai namanya, ada yang tidak biasa pada pangeran ini. Kidang Garungan memiliki tubuh manusia tapi kepalanya merupakan kepala kijang – karenanya diberi nama “kidang”. Pangeran Kidang pun mengutus pengawal untuk menyampaikan lamarannya kepada Shinta Dewi dengan iming-iming mas kawin yang sangat banyak. Mendengar mas kawin yang ditawarkan oleh pengawal yang datang menemuinya, Shinta Dewi menerima lamaran Pangerang Kidang. Dalam benaknya, seorang pangeran yang kaya pastilah juga berwajah tampan. Namun, alangkah terkejutnya Shinta Dewi ketika melihat perwujudan Pangeran Kidang. Shinta Dewi pun menjadi bingung karena dia telah mengiyakan lamaran dari sang pangeran. Gadis ini pun mencari akal untuk membatalkan lamaran. Shinta Dewi lalu memohon kepada Pangeran Kidang agar dibuatkan sebuah sumur yang besar karena masyarakat sekitar sangat kesulitan mendapatkan air. Sumur tersebut harus dibuat sendiri oleh sang pangeran dalam satu hari. Pangeran pun giat, Pangeran Kidang menggali tanah menggunakan tangan dan terkadang tanduknya. Melihat itu, Shinta Dewi kembali khawatir kalau-kalau sang pangeran berhasil menyelesaikan permintaannya. Karena kalut, Shinta Dewi lalu meminta masyarakat menimbun sumur yang sedang digali sang pangeran selagi sang pangeran masih berada di dasar sumur. Pangeran Kidang akhirnya terkubur hidup-hidup di sumur yang digalinya sendiri. Amarah sang pangeran tak tertahan. Amarah itulah yang kemudian membentuk Kawah Sikidang. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Negri diatas awan merupakan sebutan yang populer untuk Kawasan Dieng Platea, kawasan wisata ini terletak di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia, terletak di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar meter di atas permukaan laut, sehingga sering disebut sebagai "negri diatas awan". Kawasan dieng ini terkenal karena keindahan alamnya, pemandangan pegunungan, dan fenomena alam seperti danau, kawah, dan area pertanian yang terkenal dengan kompleks candi-candi Hindu kuno. Kompleks candi ini terdiri dari beberapa candi yang berasal dari abad ke-7 hingga ke-8 Masehi. Candi-candi tersebut merupakan peninggalan sejarah dari masa Hindu-Buddha di Jawa. dokumen pribadi Salah satu candi yang berada di dieng adalah candi pandawa lima, candi Pandawa Lima adalah sekelompok candi yang terletak di kawasan Desa Sambirejo, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini biasa dikenal dengan sebutan Candi Pandawa Lima terdiri dari lima candi yang masing-masing mewakili tokoh dalam kisah pewayangan Mahabharata, yaitu Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Candi-candi ini memiliki arsitektur Hindu klasik dengan ornamen-ornamen yang Pandawa Lima merupakan salah satu situs arkeologi penting di Jawa Tengah dan menarik banyak wisatawan yang suka akan sejarah dan kebudayaan Hindu-Buddha. Candi ini juga menunjukkan pengaruh agama Hindu di masa lalu di kawasan itu, Dieng juga menjadi tempat yang populer untuk hiking, trekking, dan kegiatan alam lainnya. Karena terletak di dataran tinggi tempat yang sejuk dan asri ini menawarkan pemandangan yang indah, udara segar, dan kegiatan outdoor yang menarik bagi wisatawan yang menyukai petualangan. Tidak hanya dengan candinya yang menarik, dieng juga menawarkan destinasi fenomena alam kawah sikidang yang letaknya tidak begitu jauh dari candi pandawa lima. dokumen pribadi Kawah ini termasuk salah satu objek wisata alam yang populer di kawasan Dieng karena fenomena geologis dan aktivitas vulkaniknya yang menarik. Kawah Sikidang memiliki luas sekitar meter persegi dan terkenal karena keberadaan lumpur panas, gas belerang, dan pemandangan alam yang unik. Di dalam kawah, terdapat berbagai macam aktivitas geologis seperti keluarnya uap panas, gelembung-gelembung lumpur, dan semburan gas belerang. Aktivitas ini menjadikan kawah ini terlihat hidup dan memberikan pengalaman yang menarik bagi pengunjung. 1 2 Lihat Trip Selengkapnya Kawah Dieng Wonosobo – Masih dengan pesona Dieng, bukan hanya sebatas pegunungannya yang indah dengan rimbunan pepohonan dan ladang yang terhampar luas. Meskipun letaknya dipegunungan, Dieng memiliki pesona yang tidak pernah disangka sebelumnya, dimana di Dieng terdapat kawah vulkanik yang masih aktif. Kawah tersebut tidak hanya berada dalam satu lokasi, tetapi 3 lokasi. Wisata Kawah Dieng Banjarnegara ini masuk dalam daftar obyek wisata Dieng Wonosobo yang harus dikunjungi. Meskipun letaknya di Kabupaten Banjarnegara tapi orang-orang mengenalnya sebagai Kawah Dieng Wonosobo. Kawah Dieng yang sampai sekarang masih aktif adalah Kawah Sikidang, Kawah Sileri dan Kawah Candradimuka. Lokasi, Sejarah dan Tiket Masuk Kawah Dieng Jawa Tengah Dan berikut adalah daftar kawah yang ada di Dieng Wonosobo Kawah Sikidang Instagram by msdeenovita Kawah Sikidang merupakan salah satu kawah yang keberadaannya masih aktif dengan kandungan sulfur yang masih tinggi. Kawah ini terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Lokasi Kawah Sikidang ini berdekatan dengan kompleks Candi Arjuna dan Candi Bima. Jika Anda berkunjung ketempat ini akan mendapatkan pemandangan tanah putih yang terhampar luas sepanjang area kawah dengan dikelilingi pemandangan hijau dan ladang pertanian masyarakat. Untuk kolam lumpur yang aktif, pengelola memberikan pagar bambu yang menjadikan pembatas untuk pengunjung agar tidak terlalu dekat dengan kawah, karena asapnya mengandung racun. Disini tanahnya tandus dan tidak terdapat pepohonann karena semua mati akibat aktifitas dalam kawah. Diberbagai titik tertentu terdapat lubang bekas kolam kawah, ada beberapa diantaranya yang masih hangat dengan rekahan tanah yang menimbulkan buih-biuh yang merembes melalui rekahan disertai endapan belerang. Yang menjadi keunikan Kawah Sikidang ini adalah dari rekahan kawahnya yang akan berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain yang rata-rata selama 4 tahun sekali tetapi masih dalam kawasan yang sama, hal tersebut sama dengan karakter kidang kijang dalam Bahasa Jawa yang suka melompat kesana kemari. Oleh karena itu kawah ini disebut Kawah Sikidang. Karena tingkat sufur yang tinggi dan zat racunnya yang banyak, bagi pengunjung diharapkan memakai masker dan tidak membuang punting rokok maupun menyalakan api. Karena dikhawatirkan bisa memicu ledakan sehingga terjadi kebakaran. Himbauan ini harap dipatuhi oleh siapapun yang berkunjung, demi keselamatan bersama. Untuk mencapai lokasi dari parkiran, harus berjalan menuruni tebing landai kearah Barat dengan melewati tanah putih yang kering. Harus berhati-hati, lewati tanah yang kering karena kalau salah, tanah bisa amblong dan jatuh kedalam kawah. Harga tiket dan Fasilitas Kawah Sikidang Instagram by Untuk memasuki wisata ini pengunjung dikenakan biaya Rp. untuk wisatawan domestic dan Rp. untuk wisatawan asing, yang sudah termasuk tiket masuk ke Candi Arjuna dan Candi Bima. Dapat dikatakan bahwa tiket ini adalah tiket terusan, hal itu sangat memudahkan karena sekali membayar sudah bisa masuk tiga lokasi wisata sekaligus. Jika tidak melewati Candi Arjuna maka perlu membayar Rp. untuk turis domestic dan Rp. untuk turis asing. Buka dari pukul – WIB. Disini selain menampilkan keindahan alam, pengunjung juga bisa menyewa kuda untuk turun ke kawah atau sekedar berfoto. Ada juga burung hantu, fotografer sewaan, bahkan warga yang menjual bongkahan belerang yang dijadikan souvenir pun ada. Yang kini menjadi favorite adalah warung dengan telur rebus belerang, dimana disini kita bisa memasak telur yang langsung dimasukkan ke kawah dengan waktu tunggu 5 menit kita sudah bisa mendapatkan telur matang. Unik bukan? Sejarah Kawah Sikidang Instagram by ceriswisata Ada dua versi mengenai asal usul Kawah Sikidang, secara ilmiah dan mistis. Secara ilmiah, Kawah Sikidang terjadi akibat letusan gunung berapi bertahun-tahun lalu yang menyemburkan lumpur vulkanik yang meletup-letup disertai gas beracun dan membentuk asap putih pekat yang kini disebut Kawah Sikidang. Sedangkan menurut cerita rakyat, pada zaman dahulu hiduplah seorang ratu yang cantik jelita bernama Ratu Shinta Dewi, kecantikannya sangat termasyhur dan tak memungkiri bahwa banyak pemuda yang mencoba untuk mendekatinya. Pada suatu hari datanglah seorang raja yang sakti mandraguna, kaya raya, dan tinggi bernama Raja Kidang Garungan yang bermaksud untuk meminang sang Ratu. Mendengar kabar itu, Ratupun merasa senang karena Raja sakti dan kaya. Maka keluarlah Ratu dari dalam istana untuk melihat sang Raja. Dilihatnya sang Raja dari bawah sampai keatas, betapa terkejutnya Ratu saat melihat kepala Raja yang ternyata berwujud Kidang. Beliau sangat kecewa tapi disisi lain takut untuk menolak lamaran Raja karena kesaktian yang dimiliki. Sebelum Ratu menjawab lamaran Raja akhirnya Ratu mengajukan sebuah syarat apabila bisa membuat sumur yang dalam didepan Ratu dan tentaranya maka lamarannya akan diterima. Disanggupilan hal tersebut, dengan kesaktiannya Raja mulai menggali sumur yang dalam dengan cepat, dan saat itu juga Ratu dan tentaranya menimbun Raja hingga dia tak dapat macam cara Raja lakukan untuk keluar, dengan kesaktiannya Raja membuat permukaan bumi bergetar dan ledakan dahsyatpun tak terelakkan hingga terbentuklah sebuah kawah. Walaupun begitu Raja belum bisa juga keluar karena sumur tersebut dalam sekali, tak berputus asa, Raja berpindah ketempat lain dan mencobanya berkali-kali dengan lokasi yang berbeda tapi tak kunjung bisa keluar. Karena sangat kecewa dan murka, dengan kesaktiannya dikutuklah bahwa semua keturunan Ratu akan berambut gimbal. Begitulah asala usul Kawah Sikidang dan itulah sebabnya mengapa banyak anak didaerah sekitar kawah atau Dieng masih banyak yang berambut gimbal. Dan tahukah Anda? Bahwa untuk memotong gimbal yang ada harus melalui ritual dulu karena setiap anak yang gimbal akan diagungkan atau dihormati oleh warga, dipercaya sebagai keturunan Ratu Shinta Dewi. Kawah Sileri Instagram by indostaycation Kawah Sileri terletak di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Diantara kawah yang lain, Kawah Sileri merupakan kawah yang paling aktif dan terluas dengan luas 4 Ha yang berlokasi di lereng Gunung Pagergedang. Karena keaktifannya, Kawah Sileri tercatat pernah beberapa kali meletus. Karena hal tersebut, kawah tersebut dikatakan sebagai kawah yang berbahaya dengan permukaan airnya yang terus menerus mengeluarkan asap putih serta gejala vulkanik. Walaupun demikian pemandangan yang ada sangat indah dan hangatnya uap akan menyegarkan tubuh Anda. Serta keindahan air kawah yang mengalir ke sungai disebelahnya digunakan untuk pengairan ladang sekitar. Dikelilingi bukit hijau yang menjulang dengan ladang pertanian yang rapi menambah keindahan Kawah Sileri. Bentuk kawah ini adalah kepunden atau mengalir dari tempat tinggi ketempat yang lebih rendah. Waktu yang pas untuk berkunjung saat pagi hari, dimana uap masih menempel di air dan kemudian terangkat dengan sendirinya, pemandangan yang jarang terlihat. Untuk memasuki lokasi baik turis domestic maupun asing dipungut biaya Rp. Dan untuk mencapai lokasi pengunjung harus berjalan menuruni tangga beton sekitar 300 m. Jika Anda dari Dieng, diperlukan waktu kurang lebih 15 menit untuk mencapai lokasi dengan jarak tempuh 7 km. Nama Sileri sendiri berasal dari kata leri atau air cucian beras, karena warna air kawah sama dengan warna air cucian beras maka kawah tersebut diberi nama dengan sebutan Kawah Sileri. Kawah Candradimuka Instagram by rinichull Kawah Candradimuka pastinya sudah tidak asing ditelinga kita, kawah yang terletak di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara ini memang sama dengan nama tempat dalam kisah pewayangan. Dikisahkan bahwa dikawah ini dahulu diceburkan seorang bayi yang bernama Jabang Bayi Tetuko yang kini dikenal dengan Gatut Kaca diair mendidih secara terus menerus. Setelah waktu yang lama bayi tersebut diangkat yang kemudian dibawa ke khayangan dan kemudian digembleng oleh Empu Angga Jali. Sehingga tercipta Gatut Kaca seperti yang kita kenal saat ini, otot kawat tulang besi. Menurut penuturan Ki Dalang, panas lava di kawah ini 7 kali dari panas api. Hal itu senada dengan hasil penelitian yang mengatakan bahwa suhu di Kawah Candradimuka bisa mencapai 100 derajat Celsius. Kawah ini bukan kawah gunung api tapi merupakan rekahan tanah aktif yang mengandung solfatra. Untuk mencapai lokasi ini dari kawasan Dieng Plateau diperlukan waktu 20 menit dengan jarak tempuh 8 km. untuk memasuki lokasi, pengunjung diharuskan membayar Rp. Wisata Waduk Wadaslintang Instagram by waduk_wadaslintang Selain kawasan Kawah Dieng, di Wonosobo juga terdapat sumber air yang digunakan sebagai sumber utama PLTA. Wisata itu adalah Waduk Wadaslintang, seperti namanya, waduk ini terletak di Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Waduk ini bisa menjadi alternative bagi Anda yang suka memancing, karena memang ada tambak ikan disini. Saat musim kemarau tiba air akan surut dan sebagian tempat di lokasi ini mengering, sepanjang sisi waduk akan terlihat ukiran alam yang indah berupa wadas putih yang berlubang dan dikenal dengan Lubang Sewu atau Erorejo. Wisata ini menjadi bagian dari wisata Waduk Wadaslintang. Demikian dan terima kasih.